Fiktif Tapi Terasa Nyata, Film Pengepungan di Bukit Duri Sentil Sistem Bobrok dan Luka Lama Tanah Air?

Tanggapan Netizen dan Para Pemain Film Pengepungan di Bukit Duri (Kolase: AVN Media)
AVNMEDIA.ID - Tak sedikit penonton menyoroti kuatnya simbolisme yang dibawa film Pengepungan di Bukit Duri.
Bukit Duri, meski fiktif, terasa begitu nyata sebagai cerminan runtuhnya sistem pendidikan dan tatanan sosial-politik.
Di sekolah itu, papan tulis justru dipenuhi amarah alih-alih ilmu, dan para siswa tumbuh bukan dengan harapan, tapi warisan dendam.
Film Pengepungan di Bukit Duri menyampaikan kritik yang halus tapi mengena bahwa ketika keluarga, sekolah, dan negara gagal merawat empati, maka prasangka dan trauma dengan mudah menjelma menjadi kekerasan yang terus berulang.
Salah satu aspek yang memantik perdebatan dalam film Pengepungan di Bukit Duri adalah penggunaan bahasa kasar yang nyaris tanpa jeda.
Umpatan-umpatan tajam, seperti “anjing”, “kontol”, hingga “ngentot” berseliweran tanpa sensor.
Bagi sebagian penonton, ini terasa terlalu vulgar.