AVNMEDIA.ID - Pada Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) Tahun 2024, Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Provinsi Kalimantan Timur berhasil mengamankan peringkat kelima nasional.

Dedikasi tim Dispora Kaltim khususnya Bidang Pengembangan Pemuda dalam meningkatkan taraf pembinaan pemuda di Kaltim membuat penghargaan ini bisa diraih.

Rusmulyadi, Subkoordinator Kepemimpinan, Kepeloporan, dan Kemitraan Pemuda Dispora Kaltim, mengaku bangga atas prestasi yang diraih ini.

Ia mengklaim Kalimantan Timur berhasil meraih peringkat tinggi di sejumlah sektor utama IPP, seperti kesejahteraan dan pendidikan.

“Kaltim berhasil meraih peringkat kedua secara nasional di domain pendidikan, tepat di bawah Yogyakarta,” ucap Rusmulyadi.

“Selain itu, untuk domain kesejahteraan, kita meraih nilai tertinggi se-Indonesia, yaitu 82,50,” terangnya.

Pencapaian tersebut, menurutnya, merupakan bukti kegigihan Dispora Kaltim dalam meningkatkan akses pendidikan generasi muda di Kaltim.

Secara keseluruhan, IPP Kaltim meningkat signifikan, naik dari posisi ketujuh pada tahun lalu menjadi peringkat kelima pada tahun ini dengan skor 59,17.

Dipaparkan Rusmulyadi, Kaltim melonjak dari peringkat ketiga menjadi peringkat pertama sektor kesejahteraan pada tahun sebelumnya.

Namun, tidak semua domain IPP menunjukkan kemajuan.

Karena metodologi survei Badan Pusat Statistik (BPS), nilai IPP Kaltim memang tidak berubah pada sektor kepemimpinan.

Rusmulyadi menyuarakan kekhawatirannya terhadap metodologi pendataan IPP yang dilakukan BPS yang menggunakan data kepemimpinan hasil survei tiga bulan selama tiga tahun.

“Saya coba kroscek ke BPS, ternyata data untuk domain kepemimpinan itu diambil hanya dalam waktu tiga bulan dan berlaku untuk tiga tahun,” katanya.

“Ini yang membuat kami khawatir, karena meskipun kami telah melakukan berbagai program pelatihan kepemimpinan, hasilnya tidak bisa terlihat secara penuh dalam data IPP,” ungkap Rusmulyadi.

Ia menambahkan, BPS tidak menggunakan data administratif yang sudah tersedia di Dispora Kaltim, seperti jumlah generasi muda yang mengikuti program kepemimpinan, jumlah karang taruna yang terdaftar, dan jumlah anggota aktif organisasi tersebut.

Agar capaian Dispora Kaltim lebih akurat, Rusmulyadi meyakini data administrasi akan menjadi bahan pertimbangan dalam penilaian IPP.

“Kami memiliki data lengkap tentang pelatihan kepemimpinan yang telah kami selenggarakan, termasuk jumlah peserta dan organisasi pemuda yang berpartisipasi,” kata Rusmulyadi.

“Namun, data ini tidak digunakan oleh BPS karena mereka hanya melakukan survei singkat yang tidak mencerminkan semua upaya yang kami lakukan,” jelasnya.

Ia menegaskan, pendekatan survei BPS berdampak pada perolehan skor IPP, khususnya pada bidang kepemimpinan yang stagnan.

Sebenarnya, lebih banyak dana telah dialokasikan untuk program kepemimpinan, dan inisiatif lain telah dilaksanakan untuk memberdayakan generasi muda di Kalimantan Timur.

Rusmulyadi berharap survei yang memanfaatkan data administratif terkini akan memungkinkan BPS memanfaatkan data yang lebih baik di masa mendatang.

“Jadi, meskipun kami terus melakukan berbagai program untuk meningkatkan kepemimpinan pemuda, hasilnya belum terlihat secara optimal di data BPS,” pungkas Rusmulyadi.

Dispora Kalimantan Timur berdedikasi untuk terus menjalankan program pengembangan pemuda yang inovatif.

Hal ini terlihat dari peringkat kelima nasional dan berbagai prestasi yang diraih di berbagai bidang. (adv)