Mayoritas Perusahaan Indonesia Siap Bayar Gaji Lebih Tinggi untuk Kandidat Bersertifikat Micro-Credentials

ILUSTRASI - Wawancara kerja/ Unsplash
AVNMEDIA.ID - Tren rekrutmen di Indonesia terus bergeser ke arah pendekatan berbasis keterampilan.
Hal ini terlihat dari laporan terbaru Micro-Credentials Impact Report 2025 yang dirilis oleh Coursera.
Dalam laporan tersebut, sebanyak 96% perusahaan di Indonesia menyatakan kesediaannya memberikan gaji awal yang lebih tinggi kepada pelamar yang memiliki sertifikat micro-credentials. Angka ini menjadi salah satu yang tertinggi secara global.
Laporan yang melibatkan lebih dari 2.000 pelajar dan perusahaan dari berbagai negara ini mengungkap bahwa seluruh perusahaan di Indonesia, baik yang sudah menerapkan maupun sedang mempertimbangkan rekrutmen berbasis keterampilan, menilai micro-credentials sebagai alat penting untuk mengatasi kekurangan tenaga kerja terampil.
Selain itu, 97% perusahaan Indonesia telah mempekerjakan kandidat dengan micro-credentials, dan mayoritas dari mereka mengaku lebih memilih pelamar yang memiliki sertifikasi di bidang Generative AI (GenAI). Kondisi ini menempatkan Indonesia sebagai negara yang cukup progresif dalam menjembatani dunia pendidikan dan kebutuhan industri.
Efisiensi Rekrutmen dan Pelatihan
Manfaat nyata dari penggunaan micro-credentials juga terlihat dari sisi efisiensi. Sebanyak 96% perusahaan melaporkan bahwa sertifikat ini membantu mempersingkat waktu dan memangkas biaya orientasi karyawan baru. Bahkan, 93% perusahaan mengaku berhasil menghemat biaya pelatihan tahun pertama, dengan penghematan yang bisa mencapai 20%.
Daya Tarik Mahasiswa terhadap Micro-Credentials
Seiring dorongan kebijakan nasional yang mendukung integrasi micro-credentials dalam sistem pendidikan tinggi, semakin banyak mahasiswa yang menunjukkan minat terhadap program gelar yang menyediakan sertifikasi industri sebagai bagian dari kurikulumnya. Di kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia, 87% pelajar menyatakan lebih tertarik mendaftar ke universitas yang menawarkan sertifikat micro-credentials sebagai kredit akademik.
“Micro-credentials kini bukan lagi sekadar nilai tambah, tetapi telah menjadi syarat penting bagi pelajar yang ingin siap bersaing di dunia kerja,” ujar Eklavya Bhave, Head of Asia Pacific Coursera. Ia menambahkan, dengan perkembangan pesat teknologi seperti GenAI, perusahaan membutuhkan bukti keterampilan yang konkret dan sesuai kebutuhan industri, yang kini bisa dipenuhi melalui sertifikasi seperti ini.
Temuan Kunci di Indonesia:
- 99% perusahaan ingin universitas membekali lulusan dengan keterampilan GenAI.
- 87% lebih memilih pelamar yang kurang berpengalaman tetapi memiliki sertifikasi GenAI, dibandingkan yang berpengalaman tanpa sertifikasi.
- 94% menilai lulusan dengan micro-credentials lebih siap kerja.
- 97% percaya sertifikat ini memperkuat daya saing pelamar.
- 91% lebih memilih kandidat dengan micro-credentials yang punya nilai akademik.
- 96% terbuka untuk melatih karyawannya lewat program micro-credentials.
Pengaruh terhadap Pendidikan dan Karier Mahasiswa
- Sekitar sepertiga mahasiswa telah memiliki micro-credentials.
- Minat mendaftar program gelar meningkat dari 38% menjadi 90% bila program tersebut mencakup micro-credentials.
- Sebanyak 87% pelajar percaya sertifikat ini akan menunjang kesuksesan karier mereka.
Tentang Laporan
Micro-Credentials Impact Report 2025 disusun berdasarkan dua survei global yang dilaksanakan antara Desember 2024 hingga Januari 2025. Survei ini menjangkau 10 negara, termasuk Indonesia, dengan responden terdiri dari lebih dari 1.000 perwakilan perusahaan dan 1.200 pelajar. Fokus utama survei adalah untuk mengukur persepsi terhadap tren rekrutmen, efektivitas pelatihan, dan nilai tambah dari kepemilikan micro-credentials. (jas)