Mengenal Sugianto Kusuma alias Aguan, Sosok di Balik Agung Sedayu Group dan PIK 2

Pemilik Agung Sedayu Group, Sugianto Kusuma alias Aguan (Foto: Dok. Pantai Indah Kapuk 2)
AVNMEDIA.ID - Sugianto Kusuma, yang lebih dikenal sebagai Aguan, adalah seorang pengusaha dan konglomerat terkemuka di Indonesia.
Diketahui Aguan merupakan sosok yang ada dibalik dalam kepemilikan sertifikat Hak Guna Bangunan (HGB) di area pagar laut sepanjang 30,16 kilometer di perairan Tangerang.
Perusahaan yang memegang HGB tersebut, ialah PT Cahaya Inti Sentosa (CIS), diketahui berafiliasi dengan Agung Sedayu Group.
PT CIS merupakan anak usaha dari PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PIK 2), yang berada di bawah naungan Agung Sedayu Group.
Dilansir dari Fasenews.id, Aguan sendiri diketahui merupakan Presiden Direktur perusahaan induk Pantai Indah Kapuk Dua.
Namun, perjalanan kariernya di dunia properti sudah dimulai jauh sebelum itu, menjadikannya salah satu tokoh besar di sektor ini.
Aguan bahkan disebut-sebut sebagai bagian dari kelompok “9 Naga,” sebuah kelompok pengusaha yang memiliki pengaruh besar di Indonesia.
Lantas, bagaimana sosok Aguan? Berikut profilenya.
Sugianto Kusuma, yang lebih dikenal dengan sebutan Aguan, lahir di Palembang, Sumatera Selatan, pada 10 Januari 1951.
Aguan menikah dengan Rebecca Halim, dan mereka dikaruniai empat anak: Richard Halim Kusuma, Lareina Halim Kusuma, Luvena Katherine Halim, dan Alexander H. Kusuma.
Saudaranya, Susanto Kusuma, juga tercatat sebagai pemegang saham Agung Sedayu Group, sementara keponakannya, Steven Kusumo, menjabat sebagai CEO perusahaan tersebut.
Aguan adalah sosok di balik berdirinya Agung Sedayu Group (ASG), yang kini menjadi salah satu pengembang properti terbesar di Indonesia.
Pada 1971, Aguan memulai perjalanan bisnisnya dengan mendirikan ASG sebagai perusahaan kontraktor yang fokus pada pembangunan rumah dan pertokoan sederhana.
Perusahaan yang dimulai dari usaha kecil itu berkembang pesat, hingga menjadi raksasa properti yang terus tumbuh hingga hari ini.
Selama 10 tahun pertama, ASG mulai dikenal luas melalui promosi dari mulut ke mulut, yang memperkenalkan perusahaan ini ke pasar.
Dengan dukungan penuh dari timnya, ASG pun mengalami pertumbuhan yang signifikan, memperluas jangkauan pelanggan dan menjalin lebih banyak kemitraan bisnis.
Pada 1991, ASG berhasil meraih kesuksesan besar dengan membangun Harco Mangga Dua, mal elektronik terintegrasi pertama di Indonesia, yang menandai langkahnya sebagai perusahaan properti terkemuka.
Keberhasilan ini membuka jalan bagi ASG untuk mengembangkan berbagai proyek besar lainnya, mulai dari kawasan residensial hingga komersial.
Beberapa proyek ikonik yang dikerjakan ASG meliputi Taman Palem seluas 200 hektare, Pantai Indah Kapuk Dua (PIK 2), serta sejumlah apartemen bertingkat tinggi.
Selain itu, ASG juga terlibat dalam pembangunan pusat perbelanjaan terkemuka, seperti Ashta District 8, Mall of Indonesia, PIK Avenue, dan Grand Galaxy Park.
Pada tahun 2018, Globe Asia memperkirakan bahwa kekayaan Aguan mencapai sekitar Rp14 triliun.
Sebagai pemimpin utama di perusahaan emiten PANI, Aguan diperkirakan memiliki kekayaan yang lebih besar dari itu.
Dengan kepemilikan saham mayoritas sebesar 55,57 persen di PANI, Aguan diprediksi memiliki kekayaan yang mencapai Rp42,73 triliun.
Kehidupan pribadi Aguan berkaitan erat dengan organisasi Buddha dengan nama Tzu Chi, yang berbasis pada ajaran kebuddhaan.
Perkenalan Aguan dengan organisasi ini dimulai saat pengusaha Murdaya Poo dan Hartati Murdaya mengenalkannya pada Master Cheng Yen, pendiri Tzu Chi.
Keterlibatan Aguan dalam Buddha Tzu Chi semakin mendalam ketika sahabatnya, Eka Tjipta Widjaja, pendiri Sinarmas Group, mengajaknya untuk bergabung.
Di yayasan tersebut, Aguan banyak belajar tentang berbagai kegiatan sosial, seperti pengelolaan sekolah, bakti sosial, serta kegiatan berderma.
Salah satu tugas penting yang pernah dijalankannya adalah membangun rumah susun untuk masyarakat miskin di Kali Angke, yang diharapkan menjadi contoh bagi pemerintah dan yayasan lainnya. (shi/daf)