Populix Ungkap 44% Masyarakat Khawatir akan Transparansi Pengelolaan Dana TAPERA

Ilustrasi penelitian dan survei Populix soal TAPERA/ Foto: HO
AVNMEDIA.ID - Beberapa waktu lalu, Program Tabungan Perumahan Rakyat (TAPERA)
menjadi titik fokus dalam perdebatan kebijakan di Indonesia.
Meski demikian, dalam sosialisasinya masih terdapat mispersepsi yang memicu perdebatan di
tengah-tengah masyarakat.
Laporan Populix berjudul “Sentimen Masyarakat terhadap Program TAPERA” menunjukkan bahwa
hampir 90% masyarakat telah mengetahui tentang program TAPERA, dengan media sosial dan
media massa sebagai saluran utama penyebaran informasi.
Meskipun pemahaman dasar mengenai TAPERA cukup luas, terdapat kebutuhan signifikan untuk peningkatan edukasi.
Sekitar 75% responden menunjukkan pemahaman yang baik mengenai tujuan utama TAPERA,
tetapi masih ada kelompok masyarakat dari kelas ekonomi bawah yang kurang memahami
program ini.
Kesalahpahaman mengenai tujuan TAPERA, seperti anggapan bahwa dana ini
ditujukan untuk pendidikan, masih terjadi ditengah-tengah masyarakat.
“Salah satu temuan utama dalam laporan ini mengungkapkan bahwa meskipun masyarakat
memahami bahwa TAPERA bertujuan untuk memfasilitasi kepemilikan rumah, masih ada kekeliruan
yang perlu diklarifikasi, seperti penggunaan dana dan mekanisme penarikan dana,"
"Di sisi lain, masyarakat mengharapkan adanya transparansi dalam pengelolaan dana dan kemudahan akses untuk mencairkan tabungan dari program TAPERA. Kami berharap bahwa temuan-temuan ini dapat mendorong perubahan positif dalam cara program ini dikelola dan diimplementasikan, sehingga dapat lebih efektif dalam membantu masyarakat mencapai kepemilikan rumah,” ungkap Vivi Zabkie, Head of Social Research Populix, dalam keterangannya yang diterima redaksi AVNMEDIA.ID.
Mayoritas masyarakat mengetahui bahwa TAPERA adalah program tabungan untuk membeli
rumah, dengan pemotongan langsung dari gaji sebagai metode tabungan.
Tiga dari empat orang memahami mekanisme ini dengan benar.
Namun, terdapat kekeliruan terkait penarikan dana ketika peserta berhenti bekerja, khususnya di kalangan responden lajang.
Laporan ini juga mengungkapkan sikap skeptis terhadap efektivitas dan transparansi TAPERA,
dengan hampir separuh responden (44%) mengungkapkan kekhawatiran tentang pengelolaan
dana.
Sebagai informasi, penelitian Populix mengenai "Sentimen Masyarakat terhadap Program TAPERA" ini digelar pada tanggal 12-19 Agustus 2024.
Survei dilakukan secara online terhadap total 1.056 responden, laki-laki dan perempuan berusia 17-55 tahun di Indonesia.
Durasi pengerjaan survei sekitar 15 menit. Pertanyaan survei dikemas dalam bentuk kuesioner dengan format pilihan ganda tunggal, pilihan ganda kompleks, dan skala likert. (jas)