Program Data Desa Presisi, Potensi Desa Diminta Juga Bisa Termonitor via Digital

Pemandangan Desa yang Difoto dari Kejauhan/IST
AVNMEDIA.ID - Adanya kolaborasi antara Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kalimantan Timur dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk program Data Desa Presisi (DDP) diharapkan bisa menghasilkan pemetaan maksimal, termasuk untuk potensi desa dengan basis digital.
Demikian sebagaimana disampaikan Kepala DPMPD Kaltim, Puguh Harjanto.
Ia jelaskan, bahwa output DDP adalah terbentuknya one data untuk pemetaan desa.
“Desa presisi ini memetakan faktor yang ada di lapangan ke dalam satu data. Ini bisa menjadi bahan untuk layanan publik, pengembangan ekonomi, serta kebijakan ke depan,” ujarnya.
"Sehingga kami juga minta agar potensi-potensi desa bisa termonitor via digital," katanya.
Meski demikian, ia akui, ada hambatan dalam pelaksanaan perekaman data pada DDP ini.
Yakni, soal kendala infrastruktur internet dan jaringan.
Di Kaltim, masih ada 45 desa yang belum memiliki akses internet yang memadai dan 52 desa lainnya masih mengalami keterbatasan jaringan.
Untuk solusi ini, dirinya mencoba lakukan koordinasi dengan dinas terkait termasuk juga dengan pihak kabupaten/kota dimana dilaksanakannya program DDP itu.
“Kami masih terkendala dengan akses internet di beberapa desa. Kami berharap pentingnya berkolaborasi dengan instansi terkait, seperti Diskominfo," ucapnya.
Data Desa Presisi merupakan data yang mimiliki tingkat akurasi dan ketepatan tinggi untuk memberikan gambaran kondisi aktual desa yang sesungguhnya.
Data tersebut diambil, divalidasi, dan diverifikasi oleh warga desa dibantu pihak luar desa, seperti para pemuda yang ahli IT.
Data tersebut diperoleh menggunakan pendekatan Drone Participatory Mapping (DPM), sebuah pendekatan inklusif yang menempatkan relasi antara manusia dan teknologi untuk melakukan pengumpulan data desa presisi dengan mempertimbangkan dimensi spasial, teknologi digital, partisipasi warga dan sensus. (adv)