Deretan Drama dan Film Terbaik yang Mengangkat Kisah Haenyeo Penyelam Wanita Jeju

Still cut drama Korea Our Blues/ Foto: tvN
AVNMEDIA.ID - Drama When Life Gives You Tangerines resmi tamat dan meninggalkan kesan mendalam pada penontonnya.
Banyak pesan dan nilai positif yang bisa dipetik dari kisah yang berlatar di Pulau Jeju ini, salah satunya adalah gambaran tentang perjuangan para perempuan di masa lampau.
Salah satu elemen kuat dalam drama ini adalah kehadiran haenyeo atau penyelam wanita tradisional yang telah lama menjadi simbol ketangguhan dan kerja keras.
Tradisi menyelam tanpa alat bantu pernapasan ini diwariskan turun-temurun, dan hingga kini masih menjadi inspirasi dalam berbagai karya visual.
Selain When Life Gives You Tangerines, ada beberapa drama dan film lain yang juga menampilkan kisah haenyeo dengan sudut pandang berbeda.

Drama omnibus ini menampilkan kehidupan masyarakat Pulau Jeju, termasuk kisah Lee Young Ok (diperankan oleh Han Ji Min), seorang haenyeo muda yang menjalin hubungan dengan kapten kapal Park Jung Joon (Kim Woo Bin).
Melalui karakter Lee Young Ok, penonton diajak memahami kehidupan haenyeo yang penuh tantangan dan keindahan alam Jeju yang memukau.

Drama ini mengikuti kisah Cho Yong-pil, seorang peramal cuaca di Pulau Jeju yang bertekad melindungi komunitasnya setelah ibunya, seorang haenyeo, meninggal akibat laporan cuaca yang keliru.
Sementara itu, Cho Sam-dal meninggalkan kampung halamannya untuk mengejar karier sebagai fotografer fashion di Seoul dengan nama panggung Cho Eun-hye.
Namun, setelah menghadapi skandal yang menghancurkan kariernya, Sam-dal kembali ke Samdal-ri dan bertemu kembali dengan Yong-pil.

Dokumenter yang disutradarai oleh Sue Kim dan diproduksi oleh Malala Yousafzai ini menyoroti kehidupan haenyeo yang kini berusia lanjut.
Film ini menggambarkan perjuangan mereka dalam menghadapi perubahan lingkungan dan modernisasi, serta upaya mereka dalam melestarikan tradisi yang hampir punah.

Film ini menampilkan potret intim tentang Chuwar Park, seorang haenyeo berusia 82 tahun yang masih aktif menyelam di Pulau Jeju, Korea Selatan.
Melalui dokumentasi kehidupan sehari-hari Park, film ini menggambarkan tradisi haenyeo yang telah ada selama berabad-abad, serta tantangan yang dihadapi oleh generasi penerusnya dalam mempertahankan warisan budaya ini di tengah modernisasi dan perubahan sosial.

Disutradarai oleh Koh Heeyoung, film dokumenter ini menggambarkan kehidupan haenyeo di Pulau Jeju.
Film ini merupakan dokumentasi selama tujuh tahun tentang kehidupan haenyeo di Pulau Udo, yang dikenal sebagai tempat kelahiran haenyeo.
Para wanita ini menyelam tanpa alat bantu pernapasan untuk mengumpulkan rumput laut dan kerang di kedalaman 10 hingga 20 meter.
Mereka bekerja hingga 7–8 jam sehari tanpa minum air segar, dan ketika muncul dari laut, mereka mengeluarkan suara khas yang disebut "sumbisori".(fun)