EBC Financial Group Analisis Tren Ekonomi Thailand 2025: Inflasi, Kebijakan, dan Risiko Pasar

EBC Financial Group Analisis Tren Ekonomi Thailand 2025: Inflasi, Kebijakan, dan Risiko Pasar/ HO
Sektor ekspor Thailand menghadapi hambatan terus-menerus dari gangguan perdagangan global, sementara investasi sektor swasta tetap lesu. Faktor-faktor ini menambah lapisan kompleksitas pada upaya yang bertujuan untuk merevitalisasi pertumbuhan ekonomi di lanskap global yang semakin tidak pasti.
Menteri Keuangan Pichai Chunhavajira telah mengisyaratkan kemungkinan penurunan suku bunga lebih lanjut, dengan menekankan perlunya langkah-langkah moneter dan fiskal yang terkoordinasi untuk menyegarkan kembali perekonomian Thailand.
Sebagai simpul penting di Asia Tenggara, pasar keuangan Thailand tetap sangat sensitif terhadap faktor eksternal, termasuk perubahan kebijakan Federal Reserve AS dan ketegangan geopolitik yang memengaruhi arus perdagangan global.
EBC melihat interaksi antara tantangan domestik dan tekanan eksternal menghadirkan risiko dan peluang bagi para pedagang dan investor, yang menyoroti perlunya pengambilan keputusan strategis dalam menavigasi dinamika yang terus berkembang ini.
Pemulihan ekonomi Thailand sangat dipengaruhi oleh kebangkitan sektor pariwisatanya.
Pada tahun 2024, negara tersebut menyambut sekitar 35,5 juta pengunjung asing, yang memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Meskipun terjadi pemulihan ini, Bursa Efek Thailand (SET) telah menghadapi tantangan yang terus-menerus, dengan kinerja yang lebih buruk dibandingkan dengan rekan-rekan regionalnya karena kerusuhan politik dan ketidakpastian kebijakan ekonomi.
Kesenjangan antara pemulihan pariwisata dan kinerja pasar saham ini menunjukkan tantangan ekonomi mendasar yang dapat memengaruhi sentimen investor dan menghadirkan peluang nilai potensial bagi para pedagang dan investor.
Menanggapi tantangan ini, pemerintah Thailand telah menerapkan serangkaian langkah fiskal, termasuk program stimulus senilai $14 miliar yang menargetkan sekitar 45 juta warga negara, kenaikan upah minimum yang berlaku mulai Januari 2025 sebesar 2,9%, dan insentif pajak hingga 50.000 baht untuk merangsang belanja konsumen di berbagai sektor.
EBC mencatat bahwa sektor-sektor seperti barang konsumsi dan industri yang terkait dengan pariwisata dapat memperoleh manfaat dari inisiatif ini, sementara proyek infrastruktur yang terkait dengan agenda pembangunan Thailand yang lebih luas juga dapat menawarkan peluang pertumbuhan bagi investor jangka panjang.
Namun, efektivitas langkah-langkah ini akan bergantung pada kemampuan Thailand untuk menerapkan reformasi struktural yang lebih mendalam guna memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan.