Tembus 1 Juta Penonton! Ini Sinopsis Film "Pengepungan di Bukit Duri" Karya Joko Anwar

Poster Film Pengepungan di Bukit Duri yang telah raih 1.010.030 penonton (Kolase: AVN Media)
AVNMEDIA.ID - Sutradara ternama Joko Anwar kembali memukau penggemar film tanah air lewat karya terbarunya, Pengepungan di Bukit Duri.
Film bergenre thriller ini mengangkat kisah panas seputar konflik sosial di kalangan pelajar, dan telah resmi menghiasi layar bioskop seluruh Indonesia sejak 17 April 2025.
Dengan judul internasional The Siege at Thorn High, film ini merupakan hasil kolaborasi luar biasa antara Come and See Pictures dan raksasa Hollywood legendaris, Metro Goldwyn Mayer (MGM).
Tak tanggung-tanggung, Pengepungan di Bukit Duri langsung mencatatkan prestasi gemilang.
Melalui unggahan di akun Instagram @jokoanwar, sang sutradara membagikan kabar gembira, dalam 10 hari pertama penayangannya, film Pengepungan di Bukit Duri telah sukses menarik 1.010.030 penonton ke bioskop.
Penasaran dengan kisah film ini? Yuk, simak sinopsis lengkapnya di bawah ini!

Mengambil latar Indonesia tahun 2027, Pengepungan di Bukit Duri menyajikan potret suram sebuah negeri yang tengah diguncang oleh diskriminasi dan rasisme yang tak terkendali.
Di tengah kehancuran yang mengancam seluruh sendi kehidupan, muncullah Edwin (diperankan Morgan Oey), seorang guru pengganti berjiwa idealis, yang mendapat tugas berat untuk mengajar di SMA Duri, sekolah penuh reputasi buruk dan sarat masalah.
Namun, tugas Edwin bukan sekadar soal mengajar.
Ia diam-diam mengemban misi pribadi, yakni mencari keponakannya yang hilang, memenuhi permintaan terakhir kakaknya sebelum wafat.
SMA Duri bukanlah sekolah pada umumnya. Lingkungannya keras, penuh dengan tindak kekerasan, dan dikenal luas karena reputasinya yang suram.
Sebagai bagian dari kelompok minoritas yang menjadi target diskriminasi, kehadiran Edwin langsung mengundang tantangan besar.
Ketegangan pun mencapai puncaknya saat kerusuhan melanda kota.
SMA Duri menjadi titik pengepungan, dan Edwin bersama para murid harus berjuang bertahan hidup di tengah amukan kekacauan.
Dalam perjuangan ini, Edwin tidak sendirian. Ia bergandengan tangan dengan Diana (Hana Pitrashata Malasan), rekan sesama guru yang juga berusaha bertahan di tengah situasi penuh bahaya.
Di tengah gemuruh kekerasan, ancaman nyawa, dan tekanan emosi, keduanya berusaha melindungi para siswa, sembari mengejar harapan mereka masing-masing.
Tak hanya menyajikan aksi mendebarkan, Pengepungan di Bukit Duri juga mengangkat isu-isu sosial yang sering terlupakan, seperti diskriminasi rasial, kekerasan sistemik di dunia pendidikan, hingga ketidakadilan yang menjerat generasi muda. (shi)