Singapura Paling Selamat dari Kebijakan Tarif Impor Trump, Pasar Saham Langsung Anjlok Hari Ini

Kolase Donald Trump dan Singapura/ avnmedia.id
Beberapa perusahaan keuangan besar lainnya di Wall Street juga merevisi proyeksi mereka. JPMorgan bahkan memperkirakan kemungkinan resesi di AS dan global mencapai 60%.
Perlambatan ekonomi AS akan berdampak besar terhadap ekspor Asia, karena AS merupakan pasar utama bagi banyak produk dari kawasan ini.
"Asia paling merasakan dampak dari kenaikan tarif AS. Meskipun mungkin masih ada ruang untuk negosiasi, tarif tinggi ini kemungkinan akan bertahan," ujar Qian Wang, Kepala Ekonom Asia Pasifik dari perusahaan investasi Vanguard.
"Ini berdampak negatif bagi ekonomi global dan Asia, khususnya bagi negara-negara kecil yang bergantung pada perdagangan terbuka, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang."
Pada hari Jumat lalu, gejolak pasar saham global makin dalam setelah China membalas kebijakan tarif Trump.
Tiga indeks utama di Wall Street anjlok lebih dari 5%, dengan S&P 500 turun hampir 6%, menjadikannya pekan terburuk bagi pasar saham AS sejak 2020.
Di Inggris, indeks FTSE 100 anjlok hampir 5% — penurunan tertajam dalam lima tahun terakhir. Bursa di Jerman dan Prancis juga mengalami penurunan serupa.
Julia Lee menambahkan bahwa tekanan di pasar saham global kemungkinan masih akan berlanjut: "Perdagangan berjangka di AS yang masih menurun mengindikasikan sesi yang berat lagi di Wall Street malam ini."
Pasar saham global telah kehilangan nilai triliunan dolar sejak Trump mengumumkan tarif impor baru sebesar 10% untuk barang dari semua negara, termasuk mitra dagang utama seperti China, Uni Eropa, dan Vietnam. (jas)